Nama Philippe Troussier mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sepak bola, terutama di Asia. Mantan pelatih timnas Vietnam dan sejumlah klub papan atas dunia ini terkenal dengan filosofi sepak bolanya yang menyerang dan penuh semangat. Namun, di balik kesuksesannya di lapangan hijau, terdapat kisah inspiratif tentang perjalanan spiritualnya yang mengantarkannya memeluk agama Islam.
Troussier lahir di Bordeaux, Prancis, pada tahun 1955. Sejak kecil, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam bermain sepak bola. Karirnya sebagai pemain profesional terbilang sukses, membawanya bermain di beberapa klub ternama di Prancis dan Afrika Selatan.
Namun, bakat utama Troussier justru terlihat ketika ia banting setir menjadi pelatih. Kemampuannya dalam meramu strategi dan memotivasi pemain mengantarkannya meraih berbagai prestasi gemilang, termasuk membawa timnas Jepang lolos ke Piala Dunia 1998.
Dari Prancis ke Maroko: Menemukan Cahaya Islam
Kisah mualaf Troussier dimulai ketika ia melatih timnas Maroko pada tahun 2005. Di negara mayoritas Muslim inilah Troussier mulai mengenal dan mempelajari agama Islam lebih dalam. Ia terkesan dengan budaya dan tradisi masyarakat Maroko yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, serta menemukan ketenangan dan kedamaian dalam mempelajari ajaran-ajaran agama ini.
Setelah beberapa lama mendalami Islam, Troussier akhirnya memutuskan untuk memeluk agama ini pada tahun 2016. Momen spesial ini terjadi di masjid Hassan II di Casablanca, Maroko. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dengan penuh keyakinan, menandakan awal barunya sebagai seorang Muslim.
Bersamaan dengan mualafnya, Troussier juga mengubah namanya menjadi Omar. Hal ini menandakan komitmennya yang bulat untuk menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim yang taat.
Keputusan Troussier untuk memeluk Islam sempat mengejutkan banyak orang, termasuk para penggemarnya. Namun, ia teguh dengan pendiriannya dan tidak pernah menyesali keputusannya.
Menjadi Muslim yang Devout dan Menginspirasi Banyak Orang
Sejak menjadi Muslim, Troussier menjalankan agamanya dengan penuh keseriusan. Ia rajin sholat, berpuasa, dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan dan sering terlihat mengunjungi masjid untuk beribadah dan mengikuti kajian Islam.
Troussier sering kali mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas hidayah yang ia terima. Ia merasa bahwa Islam telah memberikannya ketenangan batin dan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.
Kisah mualaf Troussier menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para pesepak bola dan figur publik lainnya. Ia menunjukkan bahwa siapapun, regardless of their background or beliefs, can find peace and guidance in Islam.
Lebih dari Sekedar Pelatih Sepak Bola: Omar Troussier, Teladan bagi Umat Muslim
Kini, Troussier tidak hanya dikenal sebagai pelatih sepak bola yang handal, tetapi juga sebagai seorang Muslim yang devout dan inspiratif. Ia sering diundang untuk menjadi pembicara dalam berbagai acara keagamaan dan motivasi, di mana ia membagikan pengalamannya tentang Islam dan bagaimana agama ini telah mengubah hidupnya.
Kisah Philippe Troussier alias Omar Troussier adalah bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan rahmat. Islam mampu membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi siapapun yang memeluknya, regardless of their background or beliefs.
Troussier adalah contoh teladan bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran Islam dengan penuh kesungguhan. Ia juga menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mencari jalan hidup yang lebih baik dan penuh makna.